Pagelaran Wayang Kulit: Makan Bergizi Gratis untuk Generasi Indonesia Sehat di Era Digital

10 November 2025
Pagelaran Wayang Kulit: Makan Bergizi Gratis untuk Generasi Indonesia Sehat di Era Digital

Bantul - Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdig) terus berupaya menghadirkan inovasi dalam menyampaikan pesan edukatif terkait program prioritas pemerintah melalui pendekatan budaya. Salah satu bentuk nyata upaya tersebut adalah pagelaran wayang kulit bertema “Makan Bergizi Gratis untuk Generasi Indonesia Sehat di Era Digital.”

 

Didalangi oleh Ki Dalang Wisnu Hadi Sugito, pagelaran wayang kulit dilaksanakan pada Jumat (31/10/2025), di lapangan Tamantirto, Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY, berkolaborasi dengan Badan Gizi Nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi seimbang dan literasi digital bagi generasi muda Indonesia.

 

Wayang kulit, sebagai warisan budaya bangsa, menjadi sarana efektif dalam menyampaikan pesan moral dan edukatif secara menarik dan membumi. Melalui lakon dan dialog para tokohnya, masyarakat diajak memahami pentingnya makan bergizi, mengonsumsi makanan seimbang, dan menjaga pola hidup sehat di tengah kemajuan teknologi.

 

“Dengan adanya program MBG (Makan Bergizi Gratis), anak-anak menjadi termotivasi untuk bersekolah. Ketika mereka berada di sekolah, mereka lebih konsentrasi dalam belajar karena mendapatkan tambahan asupan gizi. Selain itu, program MBG juga membantu anak-anak memahami makanan bergizi mereka belajar tentang protein, serat, kandungan lemak, serta pentingnya pola makan sehat,” jelas Tenaga Ahli Badan Gizi Nasional Imam Bachtiar Farianto.

 

Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa program MBG bukan hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga pada kualitas pendidikan dan kesadaran generasi muda dalam memilih makanan yang sehat.

 

Selain fokus pada gizi, kegiatan ini juga menyoroti pentingnya perlindungan anak di ruang digital. Plt. Direktur Komunikasi Publik Ditjen Komunikasi Publik dan Media Kemkomdigi, Marroli Jeni Indarto, menegaskan bahwa akses media sosial memiliki dua sisi, yaitu positif dan negatif.

 

"Pada sisi positif, media sosial dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan. Namun, sisi negatifnya juga ada ancaman, seperti konten pornografi atau ajakan yang tidak pantas. Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat, terutama para orang tua, untuk melindungi anak-anaknya dan lebih bijak dalam penggunaan media sosial,” tuturnya.

 

Melalui pagelaran wayang kulit ini, Kemenkomdig berkomitmen memperkuat sinergi antara edukasi gizi, literasi digital, dan pelestarian budaya nasional agar terwujud generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan berkarakter di era digital.

Bagikan:
Berita Terkait
Beri Masukan Anda
Apakah anda memiliki masukan, pertanyaan, atau keluhan terhadap pelayanan website kami?