Kemkomdigi Fasilitasi Pemda Kuasai Strategi Komunikasi Digital dan Pengemasan Informasi Publik

03 November 2025
Kemkomdigi Fasilitasi Pemda Kuasai Strategi Komunikasi Digital dan Pengemasan Informasi Publik

Medan — Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) melalui Direktorat Komunikasi Publik menggelar Rembuk Komunikasi Publik (REKAP) Edisi ke-II di Aula Gedung BPSDM Provinsi Sumatera Utara, Rabu (29/10).

 

REKAP Edisi ke-II ini mengangkat tema “Strategi Mengemas Informasi Kebijakan dan Menguatkan Media Pemda di Era Digital” dan diikuti oleh ratusan peserta dari Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi dan Kab/Kota di seluruh Indonesia, baik secara luring maupun daring.

 

REKAP kali ini menjadi ruang berbagi pengalaman antar pelaku komunikasi publik di daerah dalam mengelola pesan pembangunan secara kreatif, terpercaya, dan relevan dengan perkembangan media digital.

 

Plt. Direktur Komunikasi Publik Kemkomdigi, Marroli Jeni Indarto membuka acara secara daring dan menegaskan pentingnya peran ASN di bidang Komunikasi Publik/Kehumasan dalam menjaga kepercayaan publik terhadap pemerintah.

 

“Komunikasi publik bukan sekadar menyebarkan informasi, tetapi juga membangun kepercayaan dan partisipasi masyarakat. ASN perlu beradaptasi dengan dinamika media agar pesan pemerintah tersampaikan secara efektif dan tidak kalah cepat dengan arus informasi digital,” ujarnya.

 

Asisten Administrasi Umum Sekda Provinsi Sumatera Utara Muhammad Suib yang mewakili Sekretaris Daerah menambahkan, ASN di bidang komunikasi publik kini berada di garda depan dalam menjaga keseimbangan informasi di tengah banjir berita daring.

 

“Jika ruang publik dibiarkan dipenuhi informasi yang salah, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah bisa terganggu. ASN Kominfo harus hadir sebagai penjernih informasi dan penjaga stabilitas ruang digital,” katanya.

 

Rajmatha Devi, Ketua Tim Pengawasan Kepatuhan Moderasi Konten Platform Digital Kemkomdigi, memaparkan langkah strategis pemerintah dalam mengawasi ruang digital agar tetap aman dan sehat.

 

“Tim kami bekerja 24 jam, tujuh hari seminggu, memantau konten bermuatan negatif seperti pornografi, perjudian, hingga disinformasi. Tapi menjaga ruang digital tidak bisa hanya dari pusat, pemerintah daerah juga harus aktif melapor melalui kanal aduan konten,” jelasnya.

 

Dalam kesempatan ini, Devi juga mengajak ASN di bidang komunikasi publik untuk lebih aktif melakukan counter narrative terhadap hoaks serta membangun kanal informasi yang kredibel di daerah.

 

“Satu berita bohong bisa memicu keresahan besar, ASN di bidang komunikasi publik harus jadi penjaga keakuratan informasi pemerintah,” tegasnya.

 

Plt. Direktur Ekosistem Media Kemkomdigi, Farida Dewi Maharani menyoroti pentingnya memperkuat kapasitas media pemerintah daerah agar mampu bersaing dengan media daring yang belum tentu terverifikasi.

 

“Media pemerintah daerah adalah jembatan antara kebijakan dan publik. Jangan biarkan ruang publik dikuasai media yang tidak kredibel. Justru pemerintah daerah harus menggandeng media lokal yang sehat dan beretika,” tuturnya. 

 

Kemkomdigi saat ini tengah menyiapkan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) terkait relasi media agar sinergi antara pemerintah dan media dapat berlangsung transparan dan profesional.

 

“Media pemerintah harus menjadi ruang dialog publik yang aktif, bukan sekadar papan pengumuman. ASN di bidang komunikasi publik harus menguasai cara bercerita yang menarik dan berbasis data,” ujar Plt. Direktur Ekosistem Media

 

Libatkan Publik

 

Konten kreator sekaligus Pranata Humas Ahli Muda Pemkot Padang, Betti Dasaisa, berbagi pendekatan kreatif dalam mengelola pesan pemerintah agar lebih dekat dengan masyarakat.

 

“Ngonten itu bukan sekadar bikin video, tapi meramu ide dari banyak kepala. Seperti mie instan, tambah bumbu dan topping agar lebih nikmat. Begitu juga konten pemerintah, perlu kolaborasi agar terasa hidup,” ujarnya.

 

Menurut Betti, keterlibatan masyarakat dalam pembuatan konten menjadi kunci keberhasilan komunikasi publik. “Kalau warga ikut terlibat, mereka merasa menjadi bagian dari proses kebijakan, bukan sekadar penerima informasi,” tambahnya.

 

 

Senada dengan hal tersebut  Praktisi kreatif digital dan penggiat AI, Erry Farid menyebutkan saat ini siklus penetrasi media sosial tinggi, namun peran ASN dalam komunikasi publik kerap belum optimal. Jalan keluarnya dapat dilakukan secara sederhana melalui pendekatan publik dengan hati.

 

Use your brain to create your content but you have to go with your heart to decide what you upload. Tidak bisa sembarangan dan menganggap semuanya taken for granted, karena setiap unggahan membawa tanggung jawab terhadap publik yang melihatnya’’. ujarnya.

 

Erry Farid juga mendorong ASN di bidang Komunikasi Publik/Kehumasan untuk memanfaatkan teknologi dalam mendukung tugas komunikasi publik. “Teknologi bukan sesuatu yang harus ditakuti. AI bisa mempercepat produksi konten, asal digunakan dengan logika dan etika yang benar. Bahkan sejak kita menyalakan kalkulator, sebenarnya kita sudah memakai AI,” katanya.

 

Beliau juga  menekankan pentingnya menggabungkan kekuatan visual dan narasi untuk menciptakan konten pemerintah yang lebih engaging. “Kunci daya tarik konten bukan di mahalnya produksi, tapi pada narasi yang kuat dan visual yang memicu rasa ingin tahu,” ujarnya.

 

Kegiatan REKAP Edisi ke-II ini ditutup dengan komitmen bersama untuk memperkuat kolaborasi komunikasi antara pemerintah pusat dan daerah, sekaligus memperkuat literasi digital ASN di seluruh Indonesia.

 

“Komunikasi publik yang baik akan memperkuat kepercayaan masyarakat, dan kepercayaan adalah fondasi utama kebijakan pemerintah,” pungkas Plt. Direktur Komunikasi Publik.

Bagikan:
Berita Terkait
Beri Masukan Anda
Apakah anda memiliki masukan, pertanyaan, atau keluhan terhadap pelayanan website kami?