Bersaing Dengan Content Creator, Komdigi Minta Industri Televisi Lebih Kreatif Dan Inovatif

28 August 2025
Bersaing Dengan Content Creator, Komdigi Minta Industri Televisi Lebih Kreatif Dan Inovatif

BALI – Industri penyiaran televisi saat ini Tengah menghadapi tantangan dari konten-konten digital yang dikreasikan secara individu ataupun kelompok (content creator). Ruang digital saat ini semakin variatif, Masyarakat disuguhi banyak sekali pilihan konten. Plt. Direktur Ekosistem Media Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Farida Dewi Maharani mendorong agar industry televisi harus bisa lebih kreatif dan berinovasi agar dapat bersaing dengan content creator.

 

“Industri TV tidak bisa lagi business as usual. TVRI misalnya sebagai Lembaga penyiaran milik pemerintah, bersaingnya tidak lagi dengan MetroTV, TVOne, KompasTV, tapi bersaing dengan content creator yang jumlahnya lebih banyak,” ujarnya dalam Kegiatan Peningkatan Kapasitas Jabatan Fungsional Penyiaran Dalam Pemanfaatan Aritificial Intelligence di Bali, Kamis (28/08).

 

Farida menganjurkan agar industry televisi dalam mengkreasikan program menggunakan pendekatan riset. Agar kreativitas penyajian, pengemasan dan program acara TV bisa memancing audience untuk tertarik menonton siaran TV.

 

“Kita harus based on research untuk mengambil perhatian publik. Apa sih mau publik, senengnya apa, harus kita pelajari,” tambahnya.

 

Farida mengatakan, TVRI sebagai Lembaga penyiaran pemerintah atau Lembaga plat merah harus memiliki SDM penyiaran yang unggul untuk mewujudkan TVRI sebagai media terpercaya. TVRI menjadi rujukan informasi nasional, bersama dengan kantor berita ANTARA.

 

“Peningkatan kapasitas fungsional SDM TVRI merupakan investasi startegis bagi masa depan TVRI dan bangsa Indonesia,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Head Product Tempo Digital, Rianda Zulhamjani meminta agar industri televisi memerhatikan etika penggunaan AI dalam memproduksi penyiaran publik. Menurutnya, etika dalam penggunaaan AI menjadi pagar agar teknologi hanya dipakai untuk mempercepat dan memperluas jangkauan siaran, tanpa merusak integritas dan tanggung jawab editorial.

 

“Karena inti dari penyiaran adalah kepercayaan masyarakat. Kepercayaan public menjadi modal utama. Sekali publik merasa ditipu, masa trust akan hilang. Masyarakat berhak tahu apakah konten dibuat manusia atau AI,” ujarnya.

 

Tenaga Ahli Komdigi sekaligus Creative Advisor, Motulz Anto menambahkan teknologi selalu bermata ganda. Cara terbaik Adalah dengan menggunakan teknologi dengan bijaksana dan beretika.

“Ia (teknologi) bisa menjadi mandaat namun juga bisa menjadi mudarat,” tegasnya.

 


Komdigi menyelenggaran kegiatan Peningkatan Kapasitas Jabatan Fungsional Penyiaran Dalam Pemanfaatan Aritificial Intelligence untuk memperkuat pejabat fungsional TVRI, memperdalam keterampilan teknis, kemampuan produksi, serta literasi digital dengan memanfaatkan teknologi AI.

Bagikan:
Berita Terkait
Beri Masukan Anda
Apakah anda memiliki masukan, pertanyaan, atau keluhan terhadap pelayanan website kami?