Museum Penerangan dalam mendukung inklusivitas, secara nyata melakukan pendekatan dengan pengunjung Teman Netra melalui Ruang Sensori Museum Penerangan. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka peringatan Hari Disabilitas Internasional 2025 yang diselenggarakan pada tanggal 8 Desember 2025 di Museum Penerangan. Inovasi ini dirancang dengan kesadaran bahwa pengalaman berkunjung ke museum tidak hanya sekadar observasi visual, tetapi juga membuka kesempatan bagi pengunjung untuk mengenal koleksi melalui indra peraba dan pendengar. Dengan aktivitas ini, pengujung dapat secara mendalam mengenal bentuk, kegunaan dan informasi yang melekat pada koleksi tersebut.

Pada Ruang Sensori ini menampilkan beberapa alat peraga media komunikasi dan informasi terdahulu yang memiliki nilai sejarah tinggi. Alat peraga koleksi tersebut menjadi saksi bisu perkembangan teknologi informasi di Indonesia yang meliputi perangkat radio lawas serta kaset, boneka Unyil, kamera juru penerang, mesin ketik dan telegraf. Teman Netra dapat mengenal tekstur dan bentuk dari radio hingga diberikan pengalaman untuk memutar kaset, menyalakan hingga mencari frekuensi radio. Mereka juga dapat mengenal bahan pembuatan dari boneka si unyil dengan meraba setiap sisi dari boneka si Unyil, mulai dari kepala yang terbuat dari tanah liat, rambut yang terbuat dari benang wol, hingga berbagai jenis kain yang digunakan sebagai baju, sarung hingga peci Si Unyil. Dengan adanya alat peraga telegraf juga, mereka dapat merekam bunyi kode morse yang dihasilkan dari telegraf dan merasakan sensasi mengetik dengan mesin ketik.

Pendekatan hands-on ini memberikan pengunjung pengalaman berbeda saat pergi ke museum dan menegaskan bahwa mengenal jejak sejarah informasi dan komunikasi tidak hanya melalui visual melainkan juga dengan menyentuh setiap inci dari koleksi melalui Ruang Sensori. Inovasi ini memastikan bahwa peninggalan sejarah di Museum Penerangan terus relevan dan semua pengunjung dengan keberagaman kebutuhan memiliki kesempatan yang sama. (Humas Muspen)