Bincang Koleksi Museum Penerangan: Menelusuri Jejak Komunikasi Lewat Diskusi

12 September 2025
Bincang Koleksi Museum Penerangan:  Menelusuri Jejak Komunikasi Lewat Diskusi

Bincang Koleksi Museum Penerangan: Menelusuri Jejak Komunikasi Lewat Diskusi 



Setiap teknologi komunikasi lahir dari kebutuhan manusia untuk saling terhubung. Di tengah derasnya arus informasi digital, menarik untuk kembali menoleh ke awal perjalanan komunikasi di Indonesia. Bagaimana pesan dulu dikirim melalui titik dan garis telegraf, bagaimana suara menyeberangi samudra lewat Radio Malabar, hingga bagaimana reporter bekerja di balik layar redaksi. Museum Penerangan menghidupkan kembali jejak itu melalui tiga seri Bincang Koleksi 2025 yang membahas perjalanan radio, telegraf, dan pers.

 

Radio Malabar - Jejak Awal Komunikasi Nirkabel

Diskusi pertama pada 19 Mei 2025 membahas tema “Gelombang Sejarah Stasiun Radio Malabar: Menembus Batas Bandung–Kootwijk” dengan narasumber Drs. Tomi T. Prakoso. Ia menjelaskan bagaimana Radio Malabar di Gunung Puntang, yang berdiri sejak 1916, menjadi salah satu tonggak komunikasi global. Radio ini memberi pengalaman awal bagi masyarakat Hindia Belanda mengenal teknologi komunikasi nirkabel. Dari sana lahir kesadaran akan pentingnya radio, yang kemudian berlanjut pada lahirnya radio siaran dan komunitas amatir radio hingga kini di Indonesia. 

 

Telegraf - Titik, Garis, dan Perubahan Cara Berkomunikasi

Pada 8 Juli 2025, tema beralih membahas tentang telegraf dengan judul “Menelusuri Titik dan Garis: Perjalanan Awal Komunikasi Jarak Jauh”. Narasumber Galih Permata Putra, menguraikan tentang bagaimana peran telegraf dan sandi Morse memudahkan pengiriman kabar lintas wilayah. Peserta diskusi juga mencoba langsung alat telegraf interaktif, merasakan bagaimana pesan dikirim dalam bentuk titik dan garis. Melalui praktik ini, peserta dapat memahami bahwa sebelum hadirnya telepon dan internet, telegraf sudah lebih dulu menjadi sarana utama untuk mempercepat pertukaran informasi jarak jauh. Teknologi ini bahkan kerap disebut sebagai cikal bakal komunikasi instan, mirip dengan pesan singkat yang dikenal masyarakat sekarang.

 

Pers dan Reporter - Di Balik Layar Berita

Rangkaian terakhir pada 26 Agustus 2025, mengangkat tema “Di Balik Redaksi dan Jejak Reporter dalam Sejarah Pers” dengan narasumber Ramadhan Wibisono, S.I.Kom, M.I.Kom. Diskusi membahas dinamika kerja jurnalis, peran reporter, serta pentingnya etika dan netralitas dalam pemberitaan. Peserta diajak memahami alur kerja jurnalistik dari perencanaan hingga penyajian berita. Ada pula sesi praktik singkat, di mana peserta mencoba melaporkan langsung dan melakukan voice over. Diskusi ini juga membahas perjalanan pers Indonesia, dari masa kolonial hingga perkembangan media digital saat ini. 

 

Melalui tiga tema berbeda—radio, telegraf, dan pers—kegiatan Bincang Koleksi Museum Penerangan menekankan bahwa komunikasi selalu berubah bentuk, namun tetap berfungsi sebagai penghubung antarmanusia. Kegiatan ini membantu Museum Penerangan, khususnya edukator dalam memperkaya cara penyampaian cerita dari tiap koleksi, agar pengunjung tidak hanya melihat benda pamer, tetapi juga memahami sejarah dan nilai yang terkandung di dalamnya.(APW)

Bagikan:
Berita Terkait
Beri Masukan Anda
Apakah anda memiliki masukan, pertanyaan, atau keluhan terhadap pelayanan website kami?