Surakarta – Upaya pelestarian informasi terus dilakukan melalui digitasi arsip koran dan majalah yang telah berusia puluhan tahun. Langkah ini menjadi bagian penting dalam menjaga warisan informasi pers Indonesia agar tetap dapat diakses secara berkelanjutan, meski fisik media cetak semakin rentan rusak seiring waktu.
Berbagai arsip pemberitaan dari era yang berbeda disimpan dalam kondisi yang kini mulai rapuh. Kertas yang menua, mudah sobek, serta rentan terhadap perubahan zaman membuat proses pelestarian secara digital menjadi kebutuhan mendesak. Melalui Digitasi, isi informasi dalam setiap halaman dipertahankan sekaligus dilindungi dalam format yang lebih aman.
“Digitasi ini bukan hanya memindahkan halaman ke bentuk digital, tetapi menjaga jejak informasi yang terkandung di dalamnya. Banyak peristiwa penting di masa lalu yang terdokumentasi di koran atau majalah lama,” ujar salah satu petugas digitasi, Yosef Victor Dominggo.
Teknis Digitasi dilakukan melalui pemindaian beresolusi tinggi, pengolahan kualitas gambar, serta penyimpanan dalam sistem basis data agar arsip mudah ditelusuri. Koleksi yang dialihkan meliputi koran harian, tabloid, dan majalah.
Dalam prosesnya, tim memiliki kapasitas pengerjaan yang disesuaikan dengan kondisi arsip.
“Dalam sehari, satu petugas bisa mendigitasi sekitar 500- 700 halaman, tergantung kondisi kertas dan tingkat kerusakannya,” ungkap petugas tersebut.
Digitasi diharapkan menjadi jembatan antara koleksi fisik yang rapuh dan kebutuhan masyarakat akan akses informasi yang cepat, aman, dan berkelanjutan. Melalui arsip digital, publik dapat mempelajari sejarah pemberitaan tanpa membahayakan dokumen asli yang bernilai historis.
Ke depan, pengembangan akses daring juga direncanakan agar arsip dapat dibuka lebih luas bagi pelajar, peneliti, jurnalis, hingga masyarakat umum.