Literasi Digital Jadi Fondasi Kehidupan Bangsa di Era Transformasi Digital

19 November 2025
Literasi Digital Jadi Fondasi Kehidupan Bangsa di Era Transformasi Digital

Yogyakarta, InfoPublik - Dalam era transformasi digital saat ini, literasi digital bukan lagi sebagai pelengkap, tetapi telah menjadi fondasi kehidupan sehari-hari, bahkan menjadi fondasi kehidupan berbangsa dan bernegara.

 

Demikian disampaikan Nursodik Gunarjo selaku Direktur Informasi Publik Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) saat membuka kegiatan "IGID Goes to Campus: Generasi Muda, Literasi Digital, dan Masa Depan Indonesia" di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Rabu (12/11/2025).

 

Ia menambahkan, transformasi digital di Indonesia tidak hanya bergantung pada pembangunan infrastruktur dan kebijakan, tetapi juga pada integritas, nalar kritis, serta kesadaran digital generasi muda.

 

Direktur Nursodik pun menyoroti pentingnya membangun masa depan digital Indonesia secara menyeluruh. “Ruang digital kini telah menjadi bagian dari hidup kita. Bukan lagi sekadar pelengkap, melainkan tempat untuk belajar, bekerja, hingga mencari makna,” ujarnya.

 

Menurutnya, batas antara realitas fisik dan dunia digital semakin kabur. “Kini kita sudah sulit membedakan apakah berada di dunia virtual atau nyata. Hidup kita sudah menjadi bagian dari dunia digital itu sendiri,” ungkapnya.

 

Meski akses digital semakin luas, hal itu belum menjamin kecakapan digital masyarakat. Banyak yang sudah memiliki keterampilan teknis (digital skills), namun masih lemah dalam aspek keamanan digital (digital safety), budaya digital (digital culture), dan etika penggunaan teknologi.  “Anak usia empat tahun pun sudah mahir menggunakan gawai. Tapi kecakapan digital tidak berhenti pada kemampuan teknis. Kita perlu literasi digital yang utuh agar mampu memanfaatkan teknologi secara cerdas untuk kehidupan yang lebih baik,” katanya.

 

Ia juga menyoroti berbagai tantangan di ruang digital, seperti disinformasi, ujaran kebencian, penyalahgunaan data, dan kecanduan digital, yang justru dapat menggerus produktivitas dan nilai-nilai sosial.

 

Direktur Nursodik menuturkan, Kementerian Komdigi mendorong generasi muda untuk lebih bijak dan bertanggung jawab dalam menggunakan teknologi digital. Tidak hanya mahir menggunakan gawai, masyarakat diharapkan mampu memahami makna setiap interaksi digital, membaca informasi dengan cermat, serta bertindak secara etis di ruang maya.  “Bukan sekadar kemampuan menggunakan perangkat, tapi bagaimana kita memilih makna, membaca notifikasi, dan bertindak dengan tanggung jawab melalui perangkat digital,” ujar Nursodik.

 

Melalui portal indonesia.go.id (IGID), Kemkomdigi berupaya menghadirkan ruang informasi yang kredibel, terverifikasi, dan mencerahkan masyarakat. Portal tersebut tidak hanya berfungsi sebagai kanal berita, tetapi juga menjadi bagian dari proyek kebudayaan digital yang menampilkan wajah Indonesia di mata dunia.

 

Namun demikian, menurutnya, keberadaan kanal informasi saja tidak cukup. Ruang digital perlu dihidupkan oleh konten yang positif, kreatif, dan berdaya guna. “Kejahatan muncul bukan hanya karena banyaknya orang jahat, tetapi karena orang-orang baik diam saja. Maka dari itu, kita semua harus aktif berkontribusi,” katanya.

 

Ia mengajak mahasiswa dan generasi muda untuk menjadi bagian dari perubahan positif di dunia digital. Program “Indonesia.go.id Goes to Campus” diinisiasi untuk mendorong lahirnya ide-ide terbaik dari kalangan kampus.

 

“Kami percaya, ide-ide kreatif yang bermanfaat bagi masyarakat justru lahir dari kampus. Dari tangan generasi muda, kita bisa menghadirkan konten-konten digital yang membangun dan menginspirasi,” tegas Nursodik Gunarjo.

Bagikan:
Berita Terkait
Beri Masukan Anda
Apakah anda memiliki masukan, pertanyaan, atau keluhan terhadap pelayanan website kami?